08 Agustus 2020
“URIN dan kotoran kambing, sambil menunggu
mereka berkembang biak, saya jadikan pupuk kompos di kebun kakao untuk
menyuburkan tanaman dan meningkatkan panen” kata Bapak Risman di Desa Roko
Roko, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Ia adalah salah satu dari 165
ribu petani penerima manfaat dari Program Produksi Kakao Berkelanjutan /
Sustainable Cocoa Production Program (SCPP).
Bapak Risman dan kebun kakaonya
yang subur ini terpilih jadi salah satu lokasi tinjauan langsung Tim Monitoring & Evaluasi Terpadu (25 - 28
Juni 2019). Ini adalah kegiatan rutin setahun sekali yang dilakukan Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia bersama-sama unsur pemerintah lainnya terhadap proyek-proyek
di Swisscontact di Indonesia.
Bantuan kambing petani binaan
SCPP di Desa Roko-Roko adalah salah satu upaya SCPP mempromosikan diversifikasi
usaha atau tanaman (Polyculture). Misalnya dengan menanam pohon pelindung (pohon
kelapa, buah-buahan, tanaman kayu) dan memelihara ternak skala kecil seperti
kambing atau domba dengan mengikuti selera pasar.
Kemandirian ekonomi yang
berkelanjutan diharapkan bisa terjadi, selain meningkatkan rasa percaya diri untuk
terus berkembang terutama saat program ini rampung pada saatnya nanti. Tim
Monev melakukan diskusi hangat dan terbuka dengan Camat, Kepala Desa dan
anggota kelompok tani di Desa Roko-Roko membahasa perubahan yang dirasakan
selama SCPP dijalankan didesanya.
SCPP dimulai pada tahun 2012 dan saat ini merupakan program pengembangan Kemitraan Pemerintah-Swasta/ Public Private Partnership (PPP) dalam sektor kakao terbesar di Indonesia. Didanai oleh Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) dan bekerja sama dengan sembilan perusahaan kakao/coklat lokal dan multinasional 10 provinsi dan 57 Kabupaten.