Memperkuat Respons Dan Pencegahan COVID-19 Yang Inklusif

20 Januari 2022

Wabah COVID-19 tidak hanya membawa dampak buruk bagi sektor kesehatan, namun juga sosial dan ekonomi. Meski dampak COVID-19 dirasakan oleh semua orang, beberapa kelompok berisiko seperti penyandang disabilitas dan orang lanjut usia mengalami kerentanan dan hambatan yang berlapis di masa pandemi.

Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) di Indonesia di bawah program kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), telah melaksanakan beberapa respons kemanusiaan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengontrol penyebaran COVID-19. ASB berupaya mengelola dampak dan risiko COVID-19 di tingkat masyarakat dengan berbagai bentuk aktivitas yang memprioritaskan inklusi kelompok paling berisiko.

Respons COVID-19 ini dilakukan melalui kolaborasi dengan mitra-mitra lokal termasuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis) serta koordinasi dengan lembaga-lembaga pemerintah di tingkat desa dan tingkat daerah. Wilayah respons ini mencakup Magelang, Pekalongan dan Sukoharjo (Jawa Tengah), Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Sigi dan Donggala (Sulawesi Tengah), dan Kupang dan Timor Tengah Selatan (Nusa Tenggara Timur).

Respons yang dilakukan ASB terdiri atas kegiatan berikut:

  • Kaji cepat dampak COVID-19.
  • Pengembangan dan diseminasi berbagai materi informasi, komunikasi dan edukasi yang mudah diakses dan inklusif.
  • Distribusi bantuan berupa bahan makanan, alat-alat kebersihan, dan alat pelindung diri (APD).
  • Penguatan jaringan untuk respons COVID-19 yang inklusif.

Kaji cepat inklusif yang dilakukan ASB menarget pemerintah daerah dan nasional. Kaji ini bertujuan menyediakan informasi terkait situasi penyandang disabilitas, orang lanjut usia dan masyarakat miskin yang terdampak pandemi. ASB secara aktif berkonsultasi dengan pemerintah desa dan mitra OPDis dalam proses kaji cepat maupun distribusi bantuan. Di Sulawesi Tengah, ASB telah mendistribusikan sejumlah paket APD kepada Puskesmas untuk mendukung para tenaga kesehatan dalam menangani situasi pandemi. Aktivitas ini menarget 3 Puskesmas yakni Puskesmas Toaya, Sindue (Kabupaten Donggala), Puskesmas Baluase, Dolo Selatan dan Puskesmas Kaleke, Dolo Barat (Kabupaten Sigi).

Aktivitas lainnya seperti distribusi paket makanan dan alat kebersihan diri diimplementasikan bersama mitra OPDis. Kegiatan distribusi bantuan ini dilakukan secara simultan dengan diseminasi tentang informasi dan pesan pencegahan penularan COVID-19 kepada masyarakat setempat. Selama kegiatan respons, protokol kesehatan selalu diterapkan oleh staf maupun mitra ASB. Pengumpulan dan distribusi bantuan turut didukung oleh pemerintah desa dan tim manajemen bencana desa. Distribusi bahan makanan, alat kebersihan, dan promosi kebersihan telah menyasar 809 orang di Kabupaten Sigi, 782 orang di Kabupaten Donggala, 200 orang di Kabupaten Sukoharjo, 25 anggota OPDis di Sulawesi Tengah, 70 orang di Kabupaten Magelang, 40 orang di Kabupaten Kupang dan 41 orang di Kabupaten Timor Tengah Selatan.


Distribusi bantuan COVID-19 di Sukoharjo, Jawa Tengah (Foto: ASB Indonesia and the Philippines)

Dalam respons COVID-19, ASB mendukung pemerintah mengembangkan materi informasi, edukasi dan komunikasi, terutama untuk mempromosikan inklusi dalam pencegahan penularan virus. Pengembangan materi ini disertai asesmen cepat melalui survei daring terkait kebutuhan dan informasi COVID-19 bagi penyandang disabilitas dan orang lanjut usia. Survei ini dikembangkan dan dilaksanakan melalui kolaborasi dengan jaringan OPDis daerah dan Unit Layanan Inklusi Disabilitas bagi Pengurangan Risiko Bencana di Jawa Tengah.

Dalam aktivitas pengembangan media komunikasi, ASB telah menghasilkan beberapa media seperti poster, leaflet, booklet, dan video yang diadaptasi dari panduan teknis dan instruksi dari beberapa lembaga kunci termasuk WHO, BNPB, Kemendagri, dan Kemenkes. Bersama dengan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kemendagri, ASB mengembangkan booklet “Desa Tanggap COVID-19” yang berisi peraturan, strategi, dan aksi kunci dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintahan desa yang tanggap serta tangguh dari COVID-19.

Sebagai kelanjutan dari respons COVID-19 yang dilakukan sejak Maret 2020, ASB juga telah melaksanakan program “Leaving No One Behind by Investing in Human Capital for Disaster Management” (LeaN On by INVEST-DM) sejak Mei 2020 hingga Februari 2021. Program ini bertujuan untuk memperluas akses informasi dan perlindungan sosial yang setara bagi masyarakat penyandang disabilitas dan masyarakat yang termarjinalkan dalam situasi pandemi COVID-19, termasuk orang lanjut usia, anak-anak, komunitas LGBT, orang dengan HIV, pekerja seks, orang tinggal di jalanan, dan keluarga dengan penghasilan rendah.

Program LeaN On dilakukan merupakan kerja sama bilateral yang pelaksanaannya diampu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), United States Agency for International Development (USAID), dan eMpowering Access to Justice (MAJu), yang dikelola oleh The Asia Foundation (TAF) melalui kerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Program ini diimplementasikan bersama oleh konsorsium Yayasan Mercy Corps Indonesia (YMCI), Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia and the Phillippines, Human Initiative (HI), dan ThisAble. Pelaksanaan kerjasama ini mencakup wilayah DI. Yogyakarta, Solo Raya, dan Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, serta Kediri Raya dan sekitarnya.