Spice Up: Solusi Digital Untuk Tingkatkan Kualitas Lada Indonesia

21 November 2024

Pentingnya ketersediaan informasi yang dapat dan mudah diakses untuk keberlanjutan pertanian dan bisnis lada bagi Gunawan "Gun" Rubianto sangat dirasakan. Sebagai seorang petani lada dari Malang, Jawa Timur yang saat ini bekerja di sebuah perkebunan lada milik PT CAN di Namang, Bangka Tengah. Meskipun dia baru mulai menanam lada pada tahun 2015, dia tidak asing dengan kehidupan petani, karena kakeknya adalah petani kopi dan ibunya adalah petani vanili. Mimpinya adalah suatu hari nanti dia dapat membuka sebuah lahan pertanian di Malang yang menggabungkan Good Agricultural Practical (GAP) dan agroforestri untuk menanam kopi, vanila dan lada di lahan pertanian yang sama. Sebagian besar pengetahuan pertanian yang sudah dimiliki Gun, seperti cara memproduksi dan menerapkan kompos, adalah pengetahuan tradisional yang diturunkan dari leluhurnya. Namun, Gun tidak menutup diri untuk memperbarui pengetahuannya tentang praktik pertanian, terutama yang berkaitan dengan lada. Sejak bekerja di lahan perkebunan milik PT CAN yang di dalamnya terdapat plot percontohan SpiceUp, ia telah mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang baru ia pelajari setelah proyek tersebut dilaksanakan. “Saya telah mengamati siklus hidup lada dari pembibitan hingga panen dan saya menyadari betapa pentingnya [lada] bagi saya dan masyarakat Bangka. Saya telah melihat banyak perkembangan dalam pertanian lada dan telah berpartisipasi dalam diskusi dengan petani lain tentang masalah yang kita hadapi dalam berkebun lada. Tahun ini, kami mengalami musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya di Bangka, dan saya harus menyirami tanaman secara manual karena saya tidak memiliki informasi yang tepat untuk merencanakan sistem penanggulangan dengan baik. Jika kita [petani lada] dapat memiliki akses ke informasi tentang cuaca dan prakiraannya, tentunya hal tersebut akan sangat membantu kita untuk merencanakan sistem penanggulangan yang lebih baik di masa depan.” Melalui keterlibatannya dalam proyek SpiceUp dengan pelatihan dan aplikasi praktis dalam plot percontohan, Gun mampu mengambil beberapa pembelajaran utama yang membantunya mengatasi masalah di perkebunan lada. Sebagai contoh, penyakit busuk akar adalah masalah yang biasa dialami petani lada yang kebanyakan dari petani lada memiliki masalah dalam proses penanganan infeksi dari penyakit busuk akar. Dengan pelatihan dari proyek tersebut, Gun dan rekan-rekannya mempelajari teknik yang membantu pencegahan infeksi penyakit pada tanaman lada. Selain mengakses informasi tentang cara mengelola perkebunan lada dengan sukses, Gun percaya bahwa memiliki aplikasi yang memberikan informasi harga lada yang terbaru akan bermanfaat baginya dan petani lain, karena ia juga menjual dan mengumpulkan lada. “Saya percaya bahwa informasi terbaru terkait pertanian lada harus disebarluaskan melalui media sosial seperti Facebook, karena saya melihat banyak petani menggunakan Facebook untuk berbagi dan bertukar informasi. Saya pikir aplikasi seperti SpiceUp yang khusus untuk pertanian lada dan memberikan informasi dan saran tentang manajemen pertanian, GAP, manajemen hama dan penyakit, ramalan cuaca, dan harga lada, akan membantu petani membuat keputusan terbaik untuk mempertahankan pertanian dan bisnis lada mereka.”  informasi lebih lanjut dapat diakses disini.