Monitoring Dan Evaluasi Program Kerja Sama ASB Dengan Kemendagri Periode 2019-2022

20 Januari 2022

Yogyakarta – Sejak tahun 2006, Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) Indonesia and the Philippines menjalin koordinasi erat dengan Pusat Fasilitasi Kerja Sama (Pusat Fasker) dan bermitra secara teknis dengan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Ditjen Bina Pemdes) di bawah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri). Melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP) dengan Kemendagri, ASB menjalankan berbagai program kerja yang berkontribusi bagi ketangguhan nasional, terutama penguatan peran desa dalam pengurangan risiko bencana (PRB), pengelolaan sumber daya ekonomi, serta adaptasi perubahan iklim yang inklusif. Program kerja tersebut dilaksanakan di wilayah yang disepakati dalam MSP, yakni Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Lampung, dan Sumatera Barat.

Dalam rangka optimalisasi dan evaluasi pelaksanaan program ASB, khususnya di Kabupaten Magelang dan Gunungkidul, dengan judul program “Peningkatan Kapasitas Adaptasi Komunitas di Wilayah Desa Pesisir dan Wilayah Rawan Bencana Terhadap Perubahan Iklim Melalui Tindakan Praktis dan Pembelajaran Berbasis Komunitas yang Inklusif”, maka Ditjen Bina Pemdes dan Pusat Fasker Kemendagri melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pada 22-25 November 2021.

Pemaparan oleh Tim Monev Kemendagri di Yogyakarta (Foto: ASB)

Kegiatan Monev ini melibatkan ASB, perwakilan Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten, serta Yayasan Bintari selaku mitra lokal. Kegiatan Monev diawali dengan workshop tatap muka di Kota Yogyakarta pada tanggal 22-23 November 2021. Workshop diselenggarakan dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19.

Hadir secara langsung Tim Monev Kemendagri dari Pusat Fasilitasi Kerjasama yang terdiri dari Ahmad Fajri selaku Pranata Humas Ahli Madya Bidang Kerja Sama Organisasi Internasional dan Lembaga Asing, Rico Eric Estrada selaku Pranata Humas Ahli Muda Sub Bidang LSM dan BSA, serta Sur’an Zarkasyi selaku Analisis Kerja Sama Organisasi Internasional dan Lembaga Asing. Bagian Perencanaan Ditjen Bina Pemdes Kemendagri diwakili oleh Muhammad Yuser Prima selaku Analisis Tatalaksana.

Selain itu, Subdit Fasilitas Bimbingan Kemasyarakatan Desa Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Desa Kemendagri diwakili oleh Dini Anggraini, S.E., M.Si selaku Analisis Kebijakan Ahli Madya, Hidayat Rachmat, S.H. selaku Analisis Kebijakan Ahli Muda, Ardianto S.I.P selaku Analisis Kebijakan Ahli Pratama, Ade Kusuma Wijaya S.I.A selaku Analisis Kebijakan Ahli Pertama, dan Widodo selaku Tenaga Pendukung.

Kepala Biro Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY Sukamto S.H., M.H. dalam sambutannya menyampaikan, saat ini isu-isu dan gagasan inklusi semakin menguat karena dampak pembangunan ekonomi kerap menimbulkan ketimpangan dan marjinalisasi kelompok rentan. “Kerja sama Ditjen Bina Pemdes Kemendagri dengan ASB dan Bintari telah melaksanakan program yang sangat bagus yang bertujuan meningkatkan kapasitas komunitas/desa untuk mengantisipasi, menanggulangi, beradaptasi serta mengelola risiko perubahan iklim secara inklusif,” lanjutnya.

ASB yang diwakili oleh Chrysant Lily Kusumowardoyo selaku Partnership Manager menjelaskan bahwa sejak akhir tahun 2019, ASB bekerjasama dengan Bintari di Kabupaten Magelang, Gunungkidul, dan Pekalongan untuk mengupayakan pembangunan ketangguhan desa terhadap perubahan iklim. Hal ini ditujukan agar desa dapat mengantisipasi bencana, beradaptasi dengan kondisi perubahan iklim, serta membangun ketangguhan secara inklusif, yaitu dengan melibatkan kelompok-kelompok paling berisiko seperti penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia.

Kegiatan Workshop Monev pada sesi pertama yang dipandu oleh Dra. Firstina Atarsari, S. Sos. selaku Kabag Kebijakan Kapasitas SDM pada Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY diawali dengan pemaparan capaian program ASB dan Bintari selama 2019-2021, khususnya program di wilayah Gunungkidul, Magelang, dan Pekalongan. Perwakilan Pemerintah Daerah terkait juga menyampaikan progres kinerja program di tingkat kabupaten yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja (Pokja) masing-masing daerah.

Sedangkan pada Workshop Monev sesi kedua dipandu oleh Rofikul Hidayat selaku Capacity Building and Enggagment Manager ASB. Sesi ini diawali dengan paparan tentang pentingnya penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) oleh Ormas Asing dan Pemda dari Eka Agustine W. SS. M.Hum selaku Kasubag Kerjasama Luar Negeri pada Biro Pemerintahan, Otonomi Daerah dan Kerjasama Setda Provinsi Jawa tengah. Sesi dilanjutkan dengan paparan dari Rico Eric Estrada selaku perwakilan Tim Monev Kemendagri, yang membahas pemanfaatan SINGO (Sistem Informasi Non-Government Organization) sebagai sarana Ormas Asing menyusun RKT, Laporan Tahunan Program dan Keuangan, serta mendukung proses Monitoring dan Evaluasi yang transparan dan akuntabel. Situs web SINGO dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan pemerintah daerah untuk mengakses RKT, laporan, dokumentasi capaian, pembelajaran, dan produk daring dari program-program Ormas Asing yang bekerjasama dengan Kemendagri.

Workshop Monev dilanjutkan dengan sesi diskusi dan penandatanganan RKT tahun 2022 untuk program kerja ASB dengan Kemendagri dan Bintari di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Magelang dan Pekalongan. Kunjungan Lapangan ke Magelang dan Gunungkidul Pada 24-25 November 2021, ASB dan Kemendagri melanjutkan kegiatan Monev dengan kunjungan lapangan ke wilayah kerja Bintari di Desa Giripurno dan Desa Sriwedari (Kabupaten Magelang), serta Desa Tepus (Kabupaten Gunungkidul).

ASB dan Kemendagri mengunjungi SDN Giripurno 2 yang telah menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) melalui pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah dan pemasangan Early Warning System (EWS). Kunjungan dilanjutkan ke lokasi penanaman rumput vetiver sebagai tanaman pencegah banjir dan tanah longsor. Di Desa Sriwedari, Tim Monev mengunjungi titik pemasangan EWS di lokasi rawan longsor dan berbagi pembelajaran bersama Kelompok Tani Disabilitas “Karya Mandiri” yang mengelola usaha pembibitan dengan melibatkan petani penyandang disabilitas. Sedangkan di Desa Tepus Gunungkidul, Tim Monev mengunjungi Kelompok Usaha Bersama Budidaya Ikan Hias “Divabi Betta’s” dan Rumah Produksi Kerajinan Batik “Pinilih Art”. Usaha ikan hias ini secara aktif melibatkan penyandang disabilitas dalam proses pembibitan hingga pemasaran. Sementara itu, “Pinilih Art” merupakan salah satu upaya penguatan ekonomi perempuan di Desa Tepus yang terdampak perubahan iklim, terutama kemarau panjang.